Kata Mutiara Hari Ini

Sukses itu satu hal yang gak bisa kita dapatkan secara "Tunai".
Kita hanya bisa membayarnya dengan cara mencicil dan melakukannya setiap hari, terus menerus...

Sabtu, 20 November 2010

Berubah Itu Langkah Demi Langkah



Banyak orang yang inginberubah. Namun dia merasakan begitu sulitberubah. Apa penyebabnya?
Anda pernah membaca artikel Bisakah Memakan Sepeda?
Saat pertanyaan ini diajukan kepada peserta pelatihan saya, jawabannya macam-macam. Banyak yang mengatakan tidak mungkin. Bagaimana bisa memakan sepeda? Mereka anggap saya hanya bercanda.
Padahal, orang yang memakan sepeda bukan fiktif bukan juga bercanda. Ini benar, adanya tercatat di Guiness Book of Record. Bahkan katanya, sudah terpecahkan oleh orang yang memakan Harley Davidson. Wow!
Bagaimana bisa? Inilah kuncinya. Ini adalah kunci yang bisa membuat perbedaan sangat mendasar. Pemahaman inilah yang menjadikan seseorang menjelma menjadi orang hebat atau tidak. Inilah rahasia berubah!

Rahasia Berubah Itu Langkah Demi Langkah

Orang bisa memakan sepeda, bahkan Harley Davidson, karena mereka memakannya secara bertahap. Pemakan sepeda memotong-motong sepedanya, bahkan dihancurkan, kemudian dimakan sedikit demi sedikit. Akhirnya dia bisa menghabiskan sepeda (masuk ke dalam perutnya) dalam waktu 3 bulan.
Lama? Iya, memang lama. Tetapi berhasil. Jika sepeda hanya pelototi saja. Jika kita hanya memikirkan bagaimana cara makan sepeda sekaligus, kita bisa menyerah. Langsung saja kita mengatakan: “Mustahil!”
Begitu juga dalam berubah. Jika Anda ingin menjadi seseorang yang lebih baik, mulailah berubah. Langkah demi langkah, jangan berpikir sekaligus. Saat kita berpikir bahwa kita harus berubah sekaligus, meski mulut tidak berucap, pikiran bawah sadar kita akan mengatakan itu mustahil. Apa akibatnya? Dia tidak mengambil langkah untuk berubah.
Bagaimana kita bisa menghafal Al Quran? Bukankah banyak sekali? Para penghafal Al Quran menghafal ayat demi ayat, bahkan bisa jadi satu ayat pun di potong-potong dulu agar mudah menghafalnya.
Berubah itu selangkah demi selangkah. Sama seperti Anda makan, sesuap demi sesuap.

Berubah Sedikit Tetapi Kontinyu

Sepotong demi sepotong, sepeda pun habis dimakan. Selangkah demi selangkah, para pelari marathon pun bisa melalui puluhan kilo meter. Putaran demi putaran ban mobil Anda, ratusan kilo meter pun bisa ditempuh.
Jangan anggap sepele perubahan yang kecil atau sedikit. Jika dilakukan secara kontinyu, akan membawa perubahan besar dalam hidup Anda. Seorang trainer (Wiwoho) pernah mengatakan Kesuksesan besar adalah kasil dari kumpulan kesuksesan-kesuksesan kecil.
Rasulullah saw, dengan indah bersabda:
Amalan-amalan yang paling disukai Allah ialah yang lestari (langgeng atau berkesinambungan) meskipun sedikit. (HR. Bukhari)
Lakukanlah perubahan itu, meski pun kecil, sebab tidak ada yang kecil jika kita melakukan secara terus menerus, langkah demi langkah.
Siap-siap…. berubah!

Satu Keterampilan Satu Waktu





Artikel ini terinspirasi saya saya memutar audio belajar bahasa Inggris dari Mr Teguh Handoko Susilo. Beliau menekankan bahwa kita hanya perlu menguasai satuketerampilan dalam satu kali belajar. Meski pun terlihat lambat, tetapi cara ini terbukti efektif untuk membangunketerampilan bahasa Inggris murid-murid beliau. Belajar bahasa Inggris yang awalnya terlihat begitu sulit, terasa begitu mudah dengan cara ini.
Apakah hanya diterapkan dalam belajar bahasa Inggris saja? Tentu saja tidak. Di pesantren, cara ini digunakan agar santri-santri menguasai bahasa Arab dengan baik. Selain itu, bisa diterapkan untuk mengembangan diri secara umum.
Mengapa metode ini begitu efektif? Yuk, kita bahas.

Kekuatan Fokus

Metode satu keterampilan satu waktu begitu efektif karena kita fokus. Saat kita fokus, semua energi dan sumber daya yang kita miliki digunakan hanya untuk menguasai satu keterampilan itu. Manfaatnya: apa yang kita pelajari akan benar-benar kita kuasai, sampai masuk ke dalam hati, dan mendarah daging dengan tindakan kita.
Kita juga bisa belajar kepada para atlet. Konon, pemain sepak bola bisa berlatih menendang bola saja sampai ribuan kali. Terus menerus, bahkan setelah tendangannya tepat sasaran. Mereka tidak langsung puas setelah mampu membidik dengan jitu, tetapi mereka juga menjadikan bidikan jitu itu menjadi sebuah kebiasaan.

Terapkan Dalam Bidang Anda

Jika Anda ingin menjadi seseorang yang unggul di bidang Anda, maka tingkatkan keterampilan Anda, satu demi satu. Jika kita melihat secara kesuruhan, maka kita bisa menyerah sebelum memulai. Akan terlihat begitu banyak yang harus ditingkatkan atau dikuasai.
Misalnya, pemain sepak bola harus memiliki banyak keterampilan: menendang bola, menggiring bola, daya tahan tubuh, kecepatan berlari, cara mengumpan, cara melepaskan diri dari hadangan lawan, dan masih banyak lagi. Mereka bisa menguasainya dan menjadi pesebak bola yang tangguh saat mereka benar-benar menguasai semuanya dengan baik. Caranya, mereka mau melatih satu keterampilan dalam satu waktu dengan tekun. Setelah cukup, baru beralih ke keterampilan lain, dan seterusnya.
Banyak orang yang bisa bermain sepak bola. Seminggu dua kali mereka bermain sepak bola, sejak kecil sampai dewasa, tetapi tetap saja tidak menjadi pesebak bola tangguh. Itu karena, mereka tidak benar-benar melatih keterampilan dengan benar. Mereka langsung bermain, 11 lawan 11, tanpa pernah atau jarang sekali melatih keterampilan-keterampilan pendukungnya. Bisanya hanya untuk olah raga atau kesenangan saja. Tapi, tidak untuk menjadi pesebak bola unggul.
Begitu juga, jika Anda seorang karyawan yang ingin sukses, Anda akan sulit meraih karir yang bagus jika Anda tidak berusaha meningkatkan kemampuan Anda dalam bekerja. Mungkin Anda bekerja, setiap hari. Anda menggunakan komputer, tetapi tidak mahir. Asal bisa saja. Maka wajar jika atasan Anda tidak memberikan perhatian positif terhadap Anda. Jika ingin mendapatkan perhatian, Anda harus menjadi pekerja yang unggul.
Salah satu penghambat kenapa banyak karyawan yang tidak mau melatih keterampilannya, ialah karena bingung. Mau melatih apa? Sementara pekerjaan banyak, keterampilan yang diperlukan pun banyak. “Mau keterampilan yang mana?”
Tentu saja, ada strateginya. Kita tidak harus menjadi unggul di setiap keterampilan atau setiap bidang sekaligus. Pilihlah bidang yang terbaik, yang paling memberikan nilai atau dampak positif bagi karir Anda. Kemudian keterampilan itu dipecah-pecah lagi menjadi sub keterampilan yang lebih kecil lagi.
Misalnya, keterampilan menjual disusun dari keterampilan berbicara, membangun jaringan, presentasi, penguasaan produk, dan sebagainya. Sekarang pilih sub keterampilan mana yang paling lemah, maka latihlah keterampilan itu sampai mahir. Setelah mahir, cari lagi sub keterampilan yang perlu diperbaiki lagi, dan seterusnya
Jadi, untuk menjadi pribadi yang unggul, Anda tidak perlu melatih semua keterampilan sekaligus. Latihlah satu keterampilan dalam satu waktu, kemudian beralih ke keterampilan lainnya.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...